Akhirnya Dipertemukan




Seperti imaginasi rasanya. Malam hari kelabu yang ditemani buku-buku, laptop, dan sederet tugas menungguku. Otak terus bekerja keras menyelesaikan segala permasalahan di depan mata serta mengejar deadline yang tertempel tak beraturan di dinding kamar. Tiba-tiba, handphoneku bergetar tanda ada pesan masuk. Kulihat sebentar, ternyata aku mendapatkan kabar kalau Meyda Sevira, Hanum, dan yang satu lagi aku lupa ke Unair dalam rangka mengisi talkshow inspiratif. Sejenak aku membisu dan raut wajahku berubah sangat bahagia. Aku segera menghubungi temanku yang bernama Ananta dan mengajaknya untuk mengikuti acara tersebut. Alhamdulillah, Ananta mau menemaniku.

Hari demi hari terus berlalu, kami segera mendaftarkan diri dan mengurus semua tugas-tugas kuliah kami agar aman terkendali. Hari itu pun tiba, 08 November 2014. Bingung dan dengan penuh kegembiraan, kami segera pergi dari kos menuju Unair. Di lift, aku dan Ananta diam berjuta makna. Sampailah kami di lantai empat, kami segera registrasi dan kemudian memasuki ruangan. Menunggu dan terus lama menunggu. Yaa, akhirnya kami bisa bertemu dengan mereka, rasa deg-deg an, aku nyaris tersandung sewaktu melihat mbak Meyda yang subhanallah cantik sekali, aku berusaha mengambil foto sebanyak mungkin. Dan acara talkshow pun dimulai dengan gemuruh tepuk tangan para penggemar yang begitu meriahnya. Waktu cepat berlalu, sudah waktunya mbak Meyda akan beralih. Dalam pikiranku “mau banget foto sama mbak Meyda apalagi bersalaman tapi begitu ramai”, aku pun memberanikan diri jalan ke arah mbak Meyda yang sebenarnya waktu itu tidak diperbolehkan, aku grogi, dengan penuh percaya diri aku menghampiri mbak Meyda dan hanya sempat bersalaman dengan beliau dan rasanya seperti mimpi.




Sewaktu pulang dari acara tersebut, aku tersadar akan suatu hal. Dulu waktu jaman SMA, aku pernah menuliskan disebuah buku tentang mimpi-mimpiku, yang salah satunya “Bertemu dengan mbak Meyda Sevira” yang kebetulan pemain film Cinta Suci Zahrana dan alhamdulillah sekarang tulisan itu telah tercoret. Aku bermimpi dan akan terus seperti itu. Memang pada waktu aku menuliskan mimpi itu, ada temanku yang sempat berkata sambil tertawa “halah, ngayal aja nad, mana mungkinlah kamu bisa ketemu sama mbak Meyda, sudah jangan terlalu bermimpi, apalagi imaginasi kayak gitu”. Dan sekarang apa buktinya? Saya bisa. Jangan dengarkan orang lain, teruslah bermimpi, walaupun ditertawakan orang lain, dicemooh, dan lain sebagainya. Yang menjalani hidup dan menikmati hasilnya adalah diri kita sendiri. Jangan mau menjadi mahasiswa atau orang yang rata-rata, jadilah orang yang unik, kreatif, dan selalu bertawakal kepada Tuhan (Ahmad Rifa’i Rif’an). Man jadda wa jadda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Mula Motto dan Semboyan Kota Balikpapan

What is Histopathology?

Sekoteng, Minuman Hangat di kala Hujan