Barongko, Olahan Pisang Khas Bugis
Masyarakat Sulawesi Selatan terkenal dengan keahliannya mengolah buah pisang menjadi beragam masakan. Pisang yang belum matang atau setengah matang dapat diolah menjadi sanggar atau pisang epe. Pisang yang matang diolah menjadi pisang ijo dan pallubutung. Sedangkan untuk pisang yang terlalu matang dapat diolah menjadi barongko.
Barongko adalah kudapan khas Bugis yang berbahan dasar pisang. Umumnya jenis pisang yang digunakan adalah pisang kepok. Pisang kepok dihaluskan bersama gula pasir, santan kelapa, garam, susu, dan telur. Adonan tersebut dapat ditambahkan dengan buah nangka yang dipotong dadu, irisan daging kelapa muda, durian, atau keju parut agar rasanya lebih bervariasi. Adonan dimasukkan ke dalam cetakan daun pisang, kemudian dijepit dengan lidi atau diikat. Setelah itu dikukus selama 45-50 menit atau hingga matang.
Makanan ini sangat populer di Balikpapan sebagai menu favorit berbuka puasa. Saat bulan Ramadhan tiba hampir sebagian besar orang membeli kue yang satu ini. Namun, barongko tidak mudah ditemukan karena pembuatan barongko tidak bisa dibuat oleh sembarangan orang, harus yang sudah berpengalaman. Hal ini agar rasa asli barongko tetap terjaga. Karena kue ini sangat populer, agar dapat menikmatinya pastikan untuk membeli minimal 3 jam sebelum berbuka puasa lalu sesampainya di rumah anda bisa memasukkannya ke dalam kulkas. Perpaduan rasa manis, gurih dan dingin membuat rasanya lebih nikmat di lidah dan lumer di mulut.
Dahulu, barongko disajikan sebagai makanan penutup raja-raja Bugis. Barongko dihidangkan di acara-acara adat Bugis-Makassar seperti pada saat perkawinan, pengajian, khitanan, mappanre temme, aqiqah dan kegiatan lainnya di daerah Bugis. Kini barongko telah diakui sebagai makanan warisan budaya Indonesia pada tahun 2017. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
The people of South Sulawesi are famous for
their expertise in processing bananas into various cuisines. Immature or
undercooked bananas can be processed into a sanggar or pisang epe. Ripe bananas
are processed pisang ijo and pallubutung. Whereas for overcooked bananas can be
processed into barongko.
Barongko is a typical Bugis snack are made from
banana. The type of banana to make barongko is kepok banana. Kepok bananas are
mashed together with sugar, extract coconut, salt, milk and eggs. The dough can
be added with diced jackfruit, sliced young coconut meat, durian, or grated
cheese to make it more varied. The dough is put into a banana leaf mold, then
pinned with a stick or tied. After that, steamed for 45-50 minutes or until
cooked.
This food is very popular in Balikpapan as a
favorite menu of iftar. When Ramadhan arrives, most people buy this cake.
However, it is not easy to find because of barongko cannot be made carelessly
by people, it must be experience’s people. This is to maintained the original
taste of barongko. Because this cake is so popular, if you want to try it make
sure to buy at least 3 hours before breaking the fast/ iftar and when you get
home you can put it in the refrigerator. The combination of sweet, savory and
cold makes it more delicious.
In the past, barongko was served as a dessert
for Bugis kings. Barongko is served at traditional Bugis-Makassar events such
as during marriage, recitation of the qur’an, circumcisions, mappanre temme,
aqiqah and other activities in the Bugis. Barongko has been recognized as an
Indonesian cultural heritage food in 2017. This determination was carried out
by Indonesia Ministry of Education and Culture.
Source pictures: idntimes.com and resepkoki.com
(Sorry if the translation is incorrect because I am still learning, please criticize and advise, Thank you 😊)
Komentar
Posting Komentar